Pembangunan manusia yang baik berangkat paling mula dari fertilitas. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Budi Wiweko atau yang kerap disapa Prof. Iko, profesor FKUI yang baru dikukuhkan sebagai guru besar tetap pada Sabtu (8/9) di Aula IMERI FKUI, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat.
Prof. Iko telah membaktikan kariernya pada riset terhadap cadangan dan fungsi ovarium pada total 1.616 perempuan Indonesia. Berangkat dari temuan riset tersebut, ia membidani lahirnya aplikasi IKO (Indonesia Kalkulator Ocytees) yang dapat meramalkan usia biologis perempuan.
Aplikasi IKO sangat penting bagi para perempuan yang hendak memiliki keturunan. Melalui perhitungan usia biologis yang dapat menunjukkan kualitas sel telur, para perempuan dapat memperkirakan waktu yang tepat buat merencanakan kelahiran buah hati.
Hal ini dirasakan amat bermanfaat bagi para perempuan penderita/penyintas kanker. Kanker membuat usia biologis perempuan menjadi lebih tua daripada usia normal, yang berdampak pula pada menurunnya kualitas sel telur sebelum waktunya.
“Penelitian yang kami kerjakan pada 44 perempuan usia reproduksi, para penderita kanker mempunyai usia biologis yang lebih tua 10 tahun,” papar Prof. Iko dalam pidato pengukuhannya.
Oleh karena itu, para penderita kanker yang tetap ingin memiliki keturunan berkualitas dapat memeriksakan usia biologisnya terlebih dulu melalui aplikasi IKO. Kemudian, secepat mungkin melakukan preservasi ovarium dalam bentuk simpan beku.
“Saat ini, pelayanan simpan beku ovarium telah mulai dilakukan FKUI – RSCM. Pengembangan metode ini pun kami lakukan pada kelompok pasien yang terancam kehilangan fungsi reproduksi akibat kista,” lanjutnya.
Prof. Iko menyebut, aplikasi IKO yang dapat diunduh secara personal ini diharapkan dapat membantu para perempuan yang terhambat dalam memiliki keturunan dan tidak dapat menjangkau kualitas layanan kedokteran reproduksi yang baik.
“Studi kami di Jakarta, Surabaya, dan Denpasar melaporkan bahwa tidak lebih dari 50% penduduk Indonesia mendapatkan layanan kedokteran reproduksi di kotanya sendiri. Beberapa harus pergi ke kota atau provinsi lain, bahkan luar negeri,” pungkas Wakil Direktur IMERI FKUI ini.
Prof. Iko dinobatkan sebagai profesor termuda FKUI dalam usia 47 tahun. Dalam aktivitasnya sebagai peneliti, Prof. Iko kerap melakukannya secara transdisiplin, mulai dari melibatkan Fakultas Ilmu Komputer, Matematika dan Pengetahuan Alam, hingga Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Ia berharap, konsistensinya meneliti dalam bidang kedokteran reproduksi mampu memberi perhatian pada peningkatan kualitas hidup manusia melalui pembangunan layanan kesehatan reproduksi yang bermutu di Indonesia.
Sumber: Redaksi ui.ac.id